Minggu, 12 Juni 2011

#Indonesia Jujur : Jujur Itu Berlian



Saya sudah mengetahui Hal Contek mencontek sudah lama. saya memang bukan anak alim yang tak pernah mencontek. setiap insan pasti pernah hilaf dan melakukan nya *cailah bahasa nya

"duh... eh mana contekan nya... minta dong..!" pinta salah seorang teman saya saat sebelum ulangan. " eh.. catet tuh!! itu contekan nya dari kelas lain!" dan dalam hitungan detik teman- teman saya datang mengerubuni secarik kertas itu.


saya mendiamkan hal itu sampai berita tentang Bu Siami, yang mengajarkan kejujuran pada anak nya.... dan berakhir tragis mereka di usir dari kampung nya.
Saya kurang megerti kenapa bisa begitu, saya memang bukan anak remaja SMP yang suka mengamati hal- hal berbau pendidikan yang sering di amati oleh bapak/ Ibu pengamat yang sudah berpengalaman. tapi, hal ini sangat membuat saya jadi miris.

mereka sampai di demo, di soraki, bahkan ada yang bilang bu Siami itu "sok suci".

Lalu, apa yang salah dari Ibu Siami ini? karena ia membuka Tabu dari SDN Gadel 2, Tandes, Surabaya?

sebenar nya, saya salut dengan keberanian Bu Siam ini. kontras sekali dengan saya yang "pengecut" tak berani membuka hal picik seperti itu. padahal, di lingkungan saya... itu adalah hal yang Lazim... ya lazim.

saya masih ingat dengan Perkataan presiden ke tiga Indonesia, Pak B.J.Habibie. " Harus diterapkan pendidkan Imtak (iman dan taqwa) utnuk membuat negara ini maju" 

Jadi, yang dibutuhkan bukan cuma insan jenius yang bisa mengjitung ribuan angka. tapi, yang dibuthkan adalah insan yang Cerdik, Cerdas dan terdidik.

Dalam kasus ini, seperti nya pendidkan moral dan agama dikesampingkan. padahal, yang juga berperan penting dalam pembentukan sikap dan moral juga adalah pendidkan tersebut.  
mungkin banyak orang yang menganggap ini hal yang biasa. karena hal yang biasa tersebut moral insan di negara kita ini bisa Hancur. saya ingat kata ibu saya " segala sesuatu dimulai dari hal yang kecil dulu". nah, kalau dari hal yang sekecil ini saja disepelekan, ini bisa berakibat fatal.

Jika dari kecil sudah diajarkan hal tak bermoral seperti ini, bagaimana nasib bangsa kita ini? apakah kita ingin mencetak insan bangsa yang menjadi regenerasi para koruptor.?

Masih diingat dalam benak saya. saya pernah "difitnah" memberikan kuci jawaban ulangan PKN pada salah seorang siswa di kelas lain. hal ini berujung dengan saya di panggil oleh guru mata pelajaran tersebut, yang ingin mengkonfirmasi tentang hal ini. Otomatis, saya membantah Habis- habisan. Untuk apa saya memberikan contekan pada orang yang tak saya kenal?

sampai detik ini, orang yang memberikan kesaksian palsu itu belum saya ketahui secara pasti orang nya. lagi pula, saya tak ingin tahu.


saya berharap Bu Siami dan keluarga, terutama anak nya.. bisa tegar menghadapi cobaan seperti ini. Dan ada yang harus di ingat, ini pesan saya untuk Bu Siami dan keluraga:

 Bu... ibu dan keluraga tidak sendiri. Ada saya, dan kawan- kawan saya di seluruh Indonesia yang terus mendukung...  tetap tersenyum....:)

-FN-


Note: kalau ada kata yang salah ketik, mohon maklum... mungkin saya terlalu bersemangat menuliskan nya :)

6 komentar:

  1. saya juga marah sama warga, orang jujur kok diusir

    BalasHapus
  2. filosofi yg terlanjur berkembang di masyarakat kita: siapa jujur dia hancur

    BalasHapus
  3. @r10: iya... sungguh aneh...
    @Tukang colong: filosofi yang turun temurun... :(

    BalasHapus
  4. ya begitulah adanya..

    yuk mulai dari diri sendiri dulu! :)

    BalasHapus
  5. Saya sependapat bahwa pendidikan di Indonesia harus didasarkan pada Iman dan Takwa.

    BalasHapus
  6. @tukangcolong: Iya..mulai dari diri sendiri :)

    @Multibrand: Sip,kita sependapat :D

    BalasHapus