Sabtu, 14 Juni 2014

Rekam Jejak

I got this picture from :http://jennifersandstrom.se/

Kadang saya suka berfikir kenapa kita saat sekolah kita sering diperbudak dengan nilai.
Entahlah, rasanya hampir semua orang ingin mendapatkan nilai sebaik- baik nya dalam sebuah pelajaran (bahkan semua pelajaran yang sebenarnya belum tentu kita sukai)

Hey, why our life always about score?

Mungkin saya menulis semua ini berawal dari hasil rapot akhir kelas sebelas saya yang bisa dibilang kurang memuaskan. Engga ada pergerakan sama sekali dari rapit semester lalu. Diam ditempat. kalaupun bergerak hanya satu langkah. Dan..ya.. kadang saya tidak habis fikir dengan beberapa teman saya yang masih merasa bahwa nilai mereka sangaaatt buruk, padahal dalam sudut pandang saya nilai mereka masih jauh lebih baik dari saya. Percayalah, jangan terlalu memperlihatkan rasa bahagia ataupun rasa kecewa yang berlebihan pada orang lain karena hal itu sangat mengganggu. 


I got this picture from abapsupal.blogspot.com

Saya merasa bahwa mungkin ini salah satu titik balik saya yang kesekian kalinya dalam hidup saya. Yang pertama terjadi ketika saya masuk SMP. Mungkin sekarang akan menjadi yang kedua kalinya. Memang, mungkin karena saya merasa terlalu percaya diri dengan kemampuan saya di beberapa semster lalu menyebabkan effort yang saya lakukan cenderung melemah. 

Bahkan saya rasa malah engga ada.

Sepertinya saya dibutakan oleh diri saya sendiri.


Dan karena semua ini, saya mulai menyalahkan orang lain. Terutama guru saya sendiri. Saya malah berharap agar tidak diajar kembali oleh guru kimia dan guru fisika saya. Padahal, sejujur nya saya merasa kesal dan benci dengan diri saya sendiri kenapa tidak melakukan usaha yang lebih keras untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. 

I lost all of my dreams in senior high school.

Mungkin karena saking pusing nya dengan urusan pelajaran saya bahkan tidak pernah lagi memikirkan apa mimpi dan tujuan saya kedepannya. Everything is about score. Saya kehilangan pondasi awal saya untuk belajar. Saya bahkan masih belum tahu bagaimana tujuan saya kedepannya. 

Padahal, hampir semua teman saya sudah memiliki tujuan yang cukup jelas.


Saya merasa seperti bergerak dalam bayangan. Tak terlihat. Dan sulit untuk melihat. Sejujurnya saya sendiri sudah muak dengan keadaan lingkungan saya yang sangat ambisius terhadap tujuan mereka semua. Semua itu membuat saya merasa seperti berjalan tampa kaki. Terseok- seok demi mengejar orang lain. Saya bahkan bisa menggambarkan bahwa lingkungan saya sudah seperti suatu kandang yang isi nya sekumpulan singa lapar yang saling menerkam satu sama lain. 

Ambisi. Ya ambisi. 

Entah mungkin itu semua dikarenakan saya sendiri yang tidak memiliki ambisi apapun. Tapi sejujur nya saya memang bukan tipe orang yang ambisius untuk mengejar tujuan saya. 
Bagaimana bisa ambisius coba kalau tujuan saja belum ada?


Tapi yang jelas, saya hanya bisa berharap dan berusaha untuk menemukan sebuah tujuan. Yang mungkin masih tersimpan bagai jarum didalam semak- semak. Seiring berjalan nya waktu saya yakin akan menemukan tujuan saya sendiri. Saya tidak menyesali apa yang telah saya kerjakan selama dua semster di kelas sebelas ini. Saya mendapatkan banyak pengalaman menarik.  Saya juga merasa beruntung bisa berada di kelas dimana semua orang saling berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Ini semua tentang rekam jejak hidup saya. Saya telah membuat rekam jejak hidup saya cukup menarik.


Masih banyak hal yang harus saya hadapi didepan. Walaupun nilai dalam hidup bukan segalanya, setidaknya ia harus diperjuangkan agar tdak terjadi penyesalan dikemudian hari. 

Salam.
-FN-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar