Sabtu, 10 November 2012

Detak Merah Putih


Ketika aku memandang langit
Aku seakan mendengar desahan lembut
Dari sebuah lubuk yang kotor
“Hai kawan Lama!”


            Sekira nya aku mengetahui bahwa ranah kekuasaan yang sanagt luas telah digerogoti oleh sekumpulan lubuk kotor yang ganas. Seperti hal nya virus yang terus berinduk pada sel dan membunuh nya seketika. Kekuasaan seakan membuat Hidung- hidung mancung yang menjijikan itu bernafsu dengan sampah dunia.



Aku, yang setiap hari mendengar rintihan  yang mereka keluarkan di setiap momen, di setiap saat mereka ingin menjilat kaki- kaki orang borjuis yang bodoh. Rasa nya ingin sekali pergi meninggalkan tanah yang telah ternoda dengan orang- orang jelmaan lintah.

Tak berperasaan. 

Dengan berjuta topeng yang mereka miliki, mereka seakan sangat alim dimata manusia.





“Hahaha!”

Dan pada gelak tawa yang menyayat
Jemari ku seakan lepas
          Tampa kasih. 

Muntahan darah dan lumpur dari mulut mereka telah menutupi banyak hal baik dari insan- insan Negeri ini. Negeri Indonesia. Darah kotor mereka telah memburamkan padanagan ini, sehingga hanya tersisa mereka.
Kumpulan Lintah darat yang kulihat.


Aku tak pernah mau tahu dengan kicauan mati yang mereka lantunkan. Tak penting. Aku berusaha membersihkan darah kotor dari mata ku ini agar aku bisa memandangan Negeri ku ini lebih jernih. Aku ingin menyadarkan diri ku akan kehebatan Negeri ku ini.


Setiap langakah emas yang dilangkahkan untuk menentang lintah darat itu. Membuat mereka geram. Satu,dua, tiga...
Dan mereka tersenyum busuk.



Mereka berjalan sangat cepat. Dan kau tahu kan?
Jalan cepat adalah jalan menuju jurang- jurang kelam. Mereka menggiring diri mereka serta Negeri kita ini menuju kekelaman yang pasti. Membunuh Negeri ini di setiap mata insan- insan muda negeri ini.


Insan Negeri Yang Besar.
Negeri Indonesia.


Tangan ku beku, berusaha membunuh setiap lintah yang menempel dikaki ku ini, tangan ku bermandikan darah dan lumpur untuk membersihkan nya dari mata ku ini.
Oo...Aku sangat ingin memandang negeri ku ini dengan jernih.
Oo..negeri ku yang kaya namun dimiskin kan.
Oo...negeri ku yang miskin namun dikayakan.
Oo...negeri ku yang hebat namun mati.



Aku tahu, semua ini adalah proses.
Proses untuk menumbuhkan insan- insan muda Negeri yang kuat,
Kuat untuk melawan kebusukan rangkaian kata.
Kuat menjaga hati dari percikan nanah.
Kuat untuk melindungi Negeri ini.
Kuat untuk berkarya dan berkontribusi pada Negeri ini..



Oo..Negeri ku Indonesia. Jangan pernah memakan asa yang diberikan lintah- lintah itu! Sadarlah!
Bahwa Negeri yang bergelimang lintah beserta perang- perang raja jalanan yang ku lihat bukan lah Negeri ku.


Negeri ku yang sesungguh nya.. Ada dalam benak setiap insan muda yang menyayangi negeri ini. Karena mereka tahu, Indonesia bukan sekedar tetesan darah yang mengucur dari tubuh.


Tapi Indonesia adalah darah merah dan putih yang mengalir dalam detak jantung ini.

-FN-
10.11.12

Dalam hari pahlawan, bahwa aku masih yakin. Indonesia yang aku lihat hari ini bukan lah Indonesia yang sesungguh nya. Waktulah yang akan menjawab.

9 komentar:

  1. Merdeka...tanamkan rasa nasiaonalis terhadap negeri ini....

    BalasHapus
  2. saya senang dengan puisinya,,tp masih belum bisa memahami seberapa dalam makna yg anda tulis dalam puisi tersebut...

    BalasHapus
  3. saatnya menanamkan jkiwa nasionalisme kita sebagai pelopor pemuda indonesia

    BalasHapus
  4. artikel yg bagus, makna nya dalem dan mungkin hanya penulis yg tahu...saya bisa meraskan ini ditulis dg kondisi suasana hati sebagai inspirasinya..

    BalasHapus
  5. makna dari puisinya sangat kena dan sampai,,emaosinya terilhat menggebu...like this gan...

    BalasHapus
  6. selamat hari pahlawan, jadilah pahlawan buat diri sendiri dan orang2 yang kamu kasihi
    hari pahlawan yg setiap hari ;)

    BalasHapus
  7. waw udah kelewat hr pahlawan, yg penting nemu blog ini, slm kenal:D

    BalasHapus