Senin, 11 Juni 2012

Secangkir Kopi

Image from tumblr 

Ketika malam menjelang, aku kembali termenung dengan beberapa hal yang mungkin sering terlewatkan saat sedang menjalani hari. Kembali terbayang beberapa tempat..orang...maupun buku- buku yang aku baca beberapa hari ini.

Secangkir kopi mungkin bisa membuat tenggorokan ku terasa pekat lengket. Tapi itulah yang ku inginkan pada segala bayang- bayang yang baru bisa ku hampiri saat malam menjelang. Secangkir kopi, entah kopi instant atau kopi hitam pekat dengan ampas yang masih mengambang di permukaan. Bagi ku mereka tak terlalu berbeda, sama- sama bisa memberikan sensai kepekatan.

Aku memang bukan penikmat kopi, aku hanya sesekali menyicipi nya.  Tapi, apakah aku bisa membuat bayang- bayang malam itu seperti kopi yang pekat? membekas ditenggorokan?
Terkadang, ada beberapa hal yang ingin ku lakukan tapi pudar begitu saja tampa bekas. Dan secara tiba- tiba muncul lagi dalam benak ku disaat yang sangat lama. Sampai aku lupa apakah hal itu penting atau tidak.


Tak bisa dipungkiri, bahwa bayang- bayang yang muncul menjelang malam adalah hal- hal yang sangat ingin ku lakukan. Hanya saja, waktu dan tenaga tak tercukupi lagi. mata ku sudah merengek ingin segera menutup. Dan pergi ke dunia mimpi nun jauh dimana. 

Aku selalu benci jika ada sayup- sayup kata yang terdengar saat aku menikmati secangkir kopi. Kenikmatan dan kepekatan nya terasa hilang begitu saja sampai aku lupa bayang- bayang itu telah pergi. Walau mungkin aku bisa mengeuk kembali kopi itu, dan berharap kepekatan nya bisa membuat bayang- bayang itu kembali. Tapi, ia tak pernah kembali kepada ku. Mungkin ia ada. Tapi tak tampak jelas di mata. Ia memang sensitif, tapi aku berusaha memperlakukan nya dengan baik. Walau tak semudah membicarakan nya seperti saat ini, tapi aku terus mencoba. 

Ingin sekali rasa nya bayang- bayang itu kembali dan terus melekat seperti kopi ditenggorokan ku. Tapi, seperti nya ini ada maksud nya juga. Aku mencoba membasuh nya dengan secangkir air putih dari teko.  Dan kembali termenung.

Ia telah kembali. Dengan wujud yang lain.
Wujud yang kadang lebih baik dari kepekatan yang telah pudar disaat lalu.

-Fizi-
20.11


Note:
Masih berharap bayang- bayang yang aku lupakan itu datang. Tapi, kalau dipikir- pikir lagi. Mungkin memang ada baik nya ia menghilang dari hadapan ku. Dan berharap ia akan kembali dalam wujud yang berbeda.

Ah.. :)

9 komentar:

  1. bagi saya kopi tidak meninggalkan jejak di tenggorokan, tapi di lambung dan bukan seperti ini bayang-bayang yang saya harapkan, karena terlalu melekat itu akan membuat tersiksa.

    BalasHapus
  2. Thanks! :)
    Salam kenal juga.. oke..saya langsung ke sana :D

    BalasHapus
  3. sudahlah broo masa lalu itu dulu, yang sekarang ya sekarang ajah :P

    BalasHapus
  4. kopi memang teman yang pas untuk suasana seperti itu mas ..
    Ijin follownya mas dan Salam kenal dari Jember :)

    BalasHapus
  5. secangkir kopi menambah semangat !! :D

    BalasHapus
  6. gimana kao secangkir teh dan sekerat roti..? :)

    BalasHapus
  7. BONGKAR KEBIASAAN LAMA

    "iklan kopi"

    BalasHapus