Sabtu, 12 Februari 2011

Cerpen

Setelah Sekian Lama Saya Tidak Menulis Cerpen. Akhir nya lahirlah cerpen saya ini. ya..ya..ya..cukup lama juga saya tak menulis cerpen. sekitar 6 bulan mungkin? (lama banget kan?)
Hah, lama amat zi.ngapain aja tuh 6 bulan samapi gak nulis cerpen?
hwalah, ya gitulah. selama enam bulan itu saya lebih sering menulis puisi atau artikel aja sih. udah gitu selama enam bulan itu pula(kalau tidak salah hitung ya saya vakum nulis cerpen) saya lagi kering ide! ya... mungkin akibat buruk dari saya jadi jarang baca cerpen. kalau pun baca paling cerpen yang ada di koran minggu.

Selama enam bulan itu pula saya hanya menghabiskan waktu membaca novel. mulai dari novel Habibie & Ainun yang menjadi novel favorit saya, sampai Novel yang terakhir saya baca dengan judul "Emak".

Btw, langsung saja ke inti nya ya. kali ini saya akan mempublikasikan cerpen yang saya tulis semenjak sekian lama ngga menulis cerpen. mohon maaf mungkin cerpen ini rada- rada aneh, mohon di maklum. naluri cerpenis saya semakin tumpul saja karena vakum menulis cerpen.

tapi, mulai cerpen ini saya publikasikan, saya akan rajin lagi nulis cerpen :)
selamat membaca!

Sang Proffesor

            Sudah tiga kali ku tak sengaja melihat nya membelai tanaman di pinggir jalan itu. ku lihat, tanaman yang ia belai hanyalah tanaman biasa. Ku tebak bahwa tanaman itu sengaja ditanam oleh pemilik nya. Aneh, untuk apa ia membelai tanaman biasa itu?



Ku terus mendekat nya sembari memperhatikan nya. Ia masih saja membelai tanaman itu. Tiba- tiba ia berbalik badan, ia tersenyum pada ku.

“hai nak..” sapa nya padaku.

“hai juga pak…” jawab ku yang masih kaget. ia kembali pada tanaman itu. Penasaran, ku langsung saja bertanya pada nya.

“apakah yang bapak lakukan dengan tanaman itu?” tanya ku dengan rasa ingin tahu.

“ah..ini? saya hanya memperhatikan keindahan tanaman ini…” jawab nya singkat. Ah, indah? untuk ku itu hanya tanaman yang tak menarik

“Oh, ya saya belum memperkenalkan diri. nama saya Nita…” ku memperkenalkan diri dan menjabat tangan nya

“oh Nita, perkenalkan juga nama bapak Rudy… ku lihat kau penasaran dengan tanaman ini,apakah kau ingin bertanya sesuatu pada bapak?”

“hmm…tadi bapak bilang tanaman ini indah, indah bagaimana?kulihat ini hanya tanaman biasa. tak menarik” tanya ku  sambil menunjuk tanaman yang dari tadi dibelai oleh nya.

“ah…kau memang masih polos nak , terlihat memang ini hanya tanaman biasa. tapi,  keindahan tak hanya dilihat dari segi luar atau fisik, apakah kau pernah membayangkan keindahan tanaman ini dari dalam?”  tanya nya dengan senyuman yang khas.




“dari dalam? apa penting nya keindahan sebuah tanaman dari dalam? menurutku keindahan dari luar lebih penting. aku lebih suka tanaman macam mawar yang cantik dan menawan, harum pula. berbeda jauh dengan tanaman ini” 



“mawar ya…ya mawar memang cantik dan menawan. pendapatmu itu memang benar. tapi, mawar tak secantik kelihatan nya. mawar memili duri sebagai pertahan diri dialam liar. jika tak berhati- hati, bisa luka kita dibuat nya…..”’

“ah masa mawar berduri?selama ini mawar yang ku dapatkan tak berduri?!” potong ku karena kesal dengan pendapat pak Rudy tadi.





Ia terdiam sejenak, aku pun demikian. aku masih kesal dengan pendapat nya tadi. beberapa waktu kemudian. pak Rudy kembali menatap ku. Aneh, ia tersenyum pada ku, senyuman nya begitu lembut. ia melanjutkan pemboicaraan yang ku potong tadi.

“andai kau tahu nak, mawar yang kau dapatkan pasti dari penjaja bunga di pasar bunga. ya jelas tak berduri, duri nya telah di bersihkan oleh penjual mawar itu”




Ah!bodoh sekali aku ini. asal ngomong saja, jadi nya salah begini! malu aku dibuat nya. aku hanya bisa menunduk, menahan malu.

“ oh ya, aku lupa,hehehe” aku berusaha mengelak dari rasa malu itu. “tapi, mawar sering dijadikan lambing Cinta, orang yang sedang kasmaran sering memberikan  mawar merah sebagai tanda kasih sayang”

“Itu pun ada benar nya nak. tapi, bapak tak terlalu setuju dengan mawar sebagai lambang Cinta. kau harus tahu nak, bunga mawar cepat mekar, tetapi cepat pula gugur nya. itu malah menjadi perlambangan cinta sesaat. masih banyak bunga lain yang bisa dijadikan lambang cinta. orang menjadikan mawar sebagai tanda cinta hanya karenan kecantikan nya…” jawab nya kembali padaku.



Aneh, baru kali ini ku mendapati orang yang mengganggap mawar bukan lambang cinta. orang ini memang aneh. Pak Rudy kembali sibuk dengan tanaman pinggir jalan itu lagi. iya kembali membelai nya sembari tersenyum. Masih belum puas dengan jawaban nya, aku pun bertanya lagi.

“ada pertnyaan yang belum bapak jawab tadi, apa penting nya keindahan dari dalam?”

“Indah dari dalam, itu lebih indah dari pada indah dari  luar.  Ia memiliki mahkota bunga yang tak menarik. tapi coba kau  cium harum nya..”
ku cium harum bunga itu, Hah?! harum nian bunga ini. lebih- lebih dari bunga mawar.  harum nya sungguh membuat ku merasa tenang…

“nah sudah kah kau rasakan harum nya?” tanya pak Rudy lagi pada ku.

“ya, sungguh harum…membuat ku tenang..” jawab ku masih terlena dengan harum nya bunga terebut.

“Keindahan dari luar sering menipu, terlihat menarik tetapi keindahan dari dalam nya biasa saja. Janganlah menilai sesuatu dari paras luar atapun fisik nya. belum tentu hati di dalam diri nya seindah fisik nya nak…” jelaskan nya pada ku. 



Sungguh bijaksana sekali Pak Rudy ini. Seperti nya ia bukan orang biasa.
beberapa saat kemudian, ia mengambl bungkus pelastik yang sengaja dibuang seseorang di dekat kami berdiri. mau apa Pak Rudy ini? ia menggali sedikit demi sedikit tanaman yang yang tadi kami berdebatkan. rupa nya ia memindhkan nya ke delam bungkus pelastik yang ia pungut tadi.

“ini, kau harus memiliki nya” Kata Pak Rudy sambil menyodorkan bungkus tanaman itu. ku terima tanaman itu. Ia berbalik badan, lalu berjalan meninggalkan ku. aku masih termenung memikirkan apa yang tadi kami bicarakan. tapi, saat ku sadar ku langsung mencegah kepergian nya itu.



“Tunggu Pak!” teriak ku pada nya. Tapi, sudah sosok nya sudah tak terlihat lagi. pergi kemana dia? mungkin ia sudah berbelok di tikungan sana, pikir ku. kuu langsung berlari  menuju tikungan tersebut. tapi tetap saja tak terlihat batang hidung nya.



karena sudah terlanjur bingung, ku langsung bertanya pada seorang Kakek yang sedang duduk- duduk di bangku teras rumah nya.



“permisi kek…saya mau bertanya, apakah kakek melihat seorang bapak- bapak yang lewat disini tadi?ia memakai kemeja putih dengan celana katun warna cream.”  tanya ku pada kakek itu.

“hmm…tidak, apakah kau tahu nama nya?”

“ Seingat ku nama nya Pak Rudy” jawab ku singkat

“ Hah? Professor Rudy maksud mu? ia memang sering datang ke daerah ini untuk menikmati  keindahan tanaman di daerah ini. ia memang begitu, datang dan pergi sesuka nya. apakah kau sempat berbicara dengan nya tadi?”

“Apa?!Prof..proffesor Rudy?!” aku kaget,tanaman yang diberikan nya terlepas dari tangan ku. aku baru ingat, professor Rudy ada seorang ilmuan yang pernah datang ke daerah ini, tetapi ia sudah meninggal beberapa bulan lalu, kabar nya ia nekat menghalangi para petugas dari yang diberi tugas untuk menumbangkan pohon tua yang berada tak jauh dari rumah ku. Ia memang dikenal sebagai seorang professor yang keras kepala.


Aku hanya bisa tertegun mendengar nya, diam. ku hanya bisa diam. tampa kusadari, air mata ku menetes dari pelupuk mata ku. hari ini, aku telah belajar. tapi, satu hal yang ku sesali. tak sempat ku berterima kasih pada nya.



Fahrizi Noer Fajar Azman, 6 februari 2011 di revisi jam 4.20

Nah, apa tanggapan kalian tentang cerpen saya ini? :)

8 komentar:

  1. Ah, cerpen ini tak sengaja saya tulis lho :)
    mengalir begitu saja..

    BalasHapus
  2. dek.... bener deh touching bagian tengah. cepet mekar dan cepet gugur. :')

    BalasHapus
  3. ceritanya bagus.. kita bisa ambil beberapa poin positifnya.. :D mantap deh..

    BalasHapus
  4. @Rissa Idat : iya, itu saya dapat dari memperhatiin bunga mawar di jalan yang biasa di lewati :D

    @Yaden Chandra: Makasih Den :D

    BalasHapus
  5. Saya sudah hampir empat bulan bikin cerpen gak jadi-jadi. Awalnya lancar nulis sampai tiga halaman folio, tapi selanjutnya penyakit malas kumat. Jadilah sampai saat ini cerpen mangkrak. Salut buat kamu yang sudah tulis cerpen.
    Salam,
    http://alrisblog.wordpress.com

    BalasHapus
  6. @alrisjualan: ah, jangan malas, ayoo nulis cerpen lagi. lanjutkan saja cerpen yang lama. atau tulis yang baru. saya tunggu cerpen nya :)
    makasih ya :)

    BalasHapus
  7. Bung Follow blog ane ! di jenderal-it.blogspot.com kan udah saya follow blog ente

    BalasHapus
  8. Cerpennya bagus, maknanya dalam, tapi pemilihan kata2nya kayaknya masih belum maksimal. Masih terlalu umum, safe, baru bermain di kulitnya, belum sampai membuat pembacanya terhanyut. Plus bagian akhirnya pun agak janggal. Maksudnya mau dibuat menggugah, tapi pemilihan kata2nya belum mengena. Tapi overall, gua suka cerpen ini. Salut, gua sendiri belum tentu bisa nulis yg kayak gini. Love your blog, keep writing ya.

    Salam kenal
    http://claude-c-kenni.blogspot.com/

    BalasHapus