Pagi-
pagi sekali, gadis kecil sudah bersiap pergi ke beberapa tempat untuk
mendapatkan bahan membuat salad buah. Sebuah makanan kesukaan kakek nya. Hari
ini, kakek nya berulang tahun. Ia ingin meracik dan mendapatakan buah nya
sendiri. Tampa ada yang membantu.
Di
pagi yang dingin itu, gadis kecil menyambangi satu tempat dimana buah
strawberry dan blueberry tumbuh dengan lebat. Tempat nya di dekat pintu masuk
hutan. Sesampai nya di tempat itu, gadis kecil mulai memilih buah yang besar.
Sesekali ia mencicipi buah nya untuk memastikan bahwa buah yang ia ambil memang
manis. Setelah mendapatkan pilihan, ia memasukan buah itu ke dalam keranjang
yang ia bawa.
Setelah memetik buah, gadis kecil berjalan menuju rumah paman Dim. Ia pergi ke
rumah paman Dim karena di di rumah nya ada beberapa pohon apel yang sedang
berbuah lebat. Ia hanya ingin meminta satu buah saja. cukup untuk membuat
secangkir salad buah, pikir gadis kecil. Sesampai nya di rumah paman Dim, gadis
kecil langsung menyambangi pintu masuk rumah yang cukup besar itu. Lalu
mengetuk pintu. Tak berapa lama kemudian muncul dari balik pintu paman Dim. Ia
tersenyum ramah. Gadis kecil langsung menyampaikan tujuan nya datang ke sana.
Mendengar
niatan gaadis kecil membuat kejutan kecil untuk kakek nya, paman Dim menjadi
terharu. Ia buru- buru pergi ke taman belakang rumah nya untuk memetik beberapa
apel yang masih segar. Lalu memberikan nya kepada gadis kecil. Paman Dim
memberikan buah yang lumayan banyak. Tetapi gadis kecil menolak buah apel yang
banyak itu. Dia hanya mau satu buah. Itu sucah cukup bagi nya. Paman Dim tetap memaksa, gadis kecil tetap bersikukuh
dia hanya ingin satu buah. Akhir nya, paman Dim menyerah. Dengan menahan air
mata paman dim menyerahkan satu buah apel pada gadis kecil.
Setelah
mendapatkan apel, gadis kecil berterima kasih dan tersenyum pada paman Dim.
Lalu, ia pamit pergi. Meninggalkan paman Dim yang masih berdiri kaku di depan
pintu rumah nya.
Gadis
kecil dengan riang menyusuri jalan setapak menuju persinggahan terakhir nya,
pasar buah. Ia ingin membeli buah jeruk dengan sedikit tabungan yang ia
miliki. Yang berasal dari celengan ayam yang ia pecahkan semalam.
Sesampai
nya di pasar, ia langsung menuju tukang buah jeruk. Ia berjalan agak cepat
karena di buru waktu. Ia membeli dua buah jeruk. Satu untuk dikupas dan diracik bersama buah lain menjadi salad, dan yang satu di biarkan saja untuk di hidangkan.
Sengaja, ia tahu kakek nya juga suka dengan buah jeruk yang disajikan begitu saja.
Setelah
mendapatkan buah jeruk, gadis kecil langsung buru- buru pulang. Harap- harap
cemas kakek nya supaya jangan dulu bangun dari tidur nya. Untung nya semalam
kakek nya keasyikan membaca novel klasik sehingga tidur agak larut malam.
Tiba-
tiba, ia kaki nya terjerembab ke dalam lubang kecil di jalan. Hingga ia jatuh. Dan
buah- buahan nya pun berhamburan keluar dari keranjang. Melihat buah- buahan
nya berhamburan di jalan, gadis kecil dengan cepat mengambil satu persatu buah
itu. Agar tidak terlalu kotor terkena
debu di jalan. Selepas sampai di rumah nanti akan ia cuci buah- buahan itu.
Gadis
kecil kembali lari- lari kecil, sambil memegangi keranjang dengan erat. Tak
memakan waktu lama, ia sampai juga di rumah nya. Sebelum masuk, ia mencoba
memastikan tak ada suara orang didalam. Setelah yakin, ia masuk dengan
mengendap- endap. Ia menutup pintu tampa suara. Ia berusaha sebisa mungkin
tidak menimbulkan suara yang bisa membangunkan kakek nya.
Ia
berjalan menuju dapur. Sesampai nya di dapur ia langsung menggunakan peralatan
yang sudah ia siapkan sebelum berangkat tadi. Pisau, sebagai komponen utama
sudah berada dalam genggaman nya. Alas untuk memotong sudah terbaring di meja.
Sebelum memotong buah, ia mencuci terlebih dahulu buah yang sudah ia ambil tadi
dengan air mengalir. Agar kotoran yang menempel bisa hilang dengan bersih.
Lalu, ia mengeringkan nya dengan mengelapkan kain bersih ke seluruh tubuh buah
itu.
Setelah
kering, ia mulai memotong buah. Pertama, ia memotong buah strawberry dan
blueberry yang ia ambil dengan potong dua. Kedua, ia memotong setengah dari
buah apel secara dadu. Dan sisa setengah nya lagi ia letakan di piring kecil
untuk di sandingkan bersama buah jeruk. yang terakhir, ia mengupas buah jeruk
lalu tidak memotong nya sama sekali. Ia hanya memisahkan anak buah di dalam
kulit itu satu persatu. Lalu, ia meletakan jeruk yang satu lagi di samping
potongan buah apel yang berada di atas piring kecil hijau. Serasi dengan cangkir
salad nya.
Seselesai
nya memotong buah, gadis kecil langsung memasukan nya satu persatu ke dalam
cangkir hijau. Ia masukan secara campur kedalam gelas itu. Ia tidak menambahkan
saus ke dalam salad nya karena memang ia tahu kakek nya tak suka dengan saus.
Ia hanya suka dengan salad yang berisi buah saja. Tak ada campuran lain.
Lalu
gadis kecil meletakan cangkir dan piring kecil hijau itu di atas meja makan.
Tepat nya, di tempat duduk biasa kakek nya berada. Di meja makan kecil itu,
yang kapasitas nya cukup untuk dua orang saja. Gadis kecil menata meja dengan
anggun. Ia meletakan cangkir hijau di
sebelah piring kecil tadi. Di depan nya,
ia letakan sebuah kartu ucapan yang di lipat dua, sehingga kertas nya bisa
berdiri menghadap orang yang duduk di tempat itu.
Gadis kecil itu lalu duduk di salah satu kursi, dan
menatap cangkir dan piring kecil yang sudah ia tata tadi. “Karin?
kamu disini rupa nya? tadi kakek ke kamar tidur kamu engga ada.” tiba- tiba kakek sudah muncul di depan pintu
mengagetkan Karin. “eh..Kakek..? Sudah bangun?”
tanya Karin gelagapan. “ya sudah lah. kalau belum kenapa kakek ada
disini?” kata Kakek nya sambil terkekeh. “iya juga ya..ahahaha”
“Nah,
tadi kamu dari mana? kakek cariin tapi kamu engga ada. Lho, itu diatas meja ada
apa?” Kakek nya sambil mencoba melihat ke meja yang ada di belakang Karin.
“Ehm….” lalu Karin berdiri dari tempat duduk nya. Dan langsung menerjang kakek
nya, dan memeluk nya.
Seraya berkata “ Happy Birthday My grandpa….I give it
special for you..” Karin semakin erat memeluk kakek nya. Dan tersenyum.
Kakek
tak bisa banyak berkata. Ia masih kaget dengan apa yang ia lihat. Akhir nya, ia
membalas memeluk erat Karin. “Thanks…Thank you….” Dan tampa disadari, ada bulir- bulir bening
yang turun mengalir dari pelupuk mata kakek
Karin.
-FN-
9.38
Note:
Ukh….I
can’t say anything :’)
Cerita tentang Seorang kakek lagi.... Tema favorit saya :)
BalasHapusluar biasa ceritanya,bener sarat makna,,bahasanya juga oke banget (ngomong2 anak sastra ya??),hehe
BalasHapuskeep writing sist..:)
mampir ke EPICENTRUM
juga ya,,makasih..:)
Makasih :) saya bukan anak sastra..hanya seneng aja sama novel.
HapusOk,sama- sama :D
perhatian, sekecil apapun, memberikan kesan yang mendalam, seperti yang kakek rasakan.
BalasHapusMohon maaf, ada beberapa kata yang penulisannya perlu dibenahi, seperti dikupas ( bukan di kupas ), diracik ( bukan di racik ).
Tetap semangat menulis, saya sendiri masih harus terus belajar menulis cerpen.
Iya, perhatian memang memberikan kesan yang mendalam...
HapusOh iya, makasih atas koreksi nyaa :) akan saya perbaiki...
Terima kasih... Semangat!! :D
ini cerpen atau apa mas??
BalasHapusGadis kecilnya kayanya sayang banget sama kakeknya... bnyak bnget buah2annya yg diambil
Cerpen :) Ya begitulah... jadi kangen sama kakek saya...
Hapuswell, inilah sebuah keluarga.. selalu memberikan warna.. :)
BalasHapusada kata2 "langsung menerjang kakeknya" , klu ditempatku itu kesannya mau marah atau menendang :)
BalasHapusbtw nice story trs kembangkan bro :)
postingan yang bagus... cerita yang bagus... :)
BalasHapusbagus sekali cerita nya ya :D
BalasHapusbagus loooo rizz
BalasHapusah kangen mbah dikampung halaman deh
terlalu lama jadi perantauan nih
aduh jadi pengen makan buah deh laper *salah fokus mendadak*
Hehe minta izin minjem bahan buat tugas bahasa Indonesia,hhe XP
BalasHapus